Prodi Tambang UPN "Veteran" Yogyakarta Mengabdi
Youth Mining Camp Competition merupakan kompetisi pertambangan nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Selain mengadakan kompetisi juga mengadakan kegiatan pengembangan masyarakat yaitu melalui acara “Society Project”. Salah satu kegiatan dari society project ini adalah penanaman pohon penyangga, budidaya tanaman sayur, dan tanaman obat keluarga. Kegiatan ini dilakukan di Desa Sokoliman, Desa Bedjiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, DIY pada tanggal 10 April 2021.
Penanaman pohon penyangga sendiri ini berfungsi untuk menjaga serta meningkatkan cadangan air tanah. Aliran permukaan yang tinggi akibat kerapatan vegetasi rendah meyebabkan kompaksi tanah sehingga proses infiltrasi air hujan ke dalam profil tanah sangat rendah. Dampaknya cadangan air tanah menurun terutama sangat dirasakan pada saat musim kemarau. Permasalahan kekeringan inilah yang terjadi di Desa Sokoliman. Kekeringan tersebut juga berdampak pada sumber penghasilan utama masyarakat yakni pertanian dan peternakan. Sehingga Upaya penanaman pohon diharapkan dapat mengatasi keterbatasan air tanah pada 5-10 tahun kedepan.
Pohon yang paling baik dalam membantu tanah menyimpan air adalah jenis pohon dikotil. Pohon dikotil memiliki akar tunggang, yaitu ada satu akar utama yang kemudian memiliki sejumlah cabang yang tersebar ke berbagai arah. Ciri-ciri pohon dengan akar yang baik untuk upaya konservasi air, dia memiliki tajuk atau kanopi yang rimbun.
Pada kegiatan pertama penanaman pohon penyangga terdapat 5 jenis pohon penyangga yang ditanam yaitu pohon beringin (Ficus benjamina), pohon Bulu (Ficus balabacensis), pohon munggur, Pohon klumpit, dan pohon Kepuh atau Kelumpang (Sterculia foetida).
Kelompok pohon beringin (Ficus) yakni pohon beringin dan pohon bulu adalah salah satu jenis pohon yang berpotensi sebagai pelindung air, merupakan jenis tanaman konservasi air yang dapat menyimpan dan mendekatkan air ke permukaan tanah. Pohon ini mampu memberikan pengaruh dalam pengisian air tanah dan akarnya mampu mencengkram tanah dengan baik. Selain itu, akar Pohon Beringin yang besar mampu menyimpan air dengan baik, mampu mengendalikan penguapan (evapotransprasi & evaporasi) serta memberikan pengaruh dalam penyerapan aquifer.
Pohon munggur atau yang lebih dikenal dengan trembesi juga sering digunakan sebagai tanaman pelindung atau peneduh sebab mampu menyerap karbon dan polutan lebih tinggi. Trembesi dapat menyerap CO2 sebesar 28.5 ton/pohon/ tahun. Selain itu pohon trembesi juga memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat.
Pohon klumpit sangat cocok dimanfaatkan untuk penghijauan di kawasan sekitar sumber air, penghijauan sempadan sungai, dahanya yang rindang dan daunya yang selalu hijau pohon klumpit juga baik untuk dimanfaatkan sebagai tanaman perindang di tepi jalan atau taman.
Pohon Kepuh memiliki tajuk dan perakaran yang cukup besar, maka dapat berfungsi sebagai pengatur siklus hidrologi karena akarnya dapat menahan air tanah dengan kapasitas yang cukup besar. Kepuh yang mampu tumbuh pada kondisi kering ternyata mampu mempertahankan kadar lengas tanah tinggi dibandingkan jenis lain.
Kegiatan tanaman pohon dilaksanakan di 4 titik sumber mata air, daerah aliran sungai dan daerah tepi jalan dimulai dengan penanaman secara simbolis oleh perwakilan jurusan Ibu Ir. Wawong Dwi Ratminah M.T dilanjutkan dengan penanaman ke titik-titik tersebut secara bersama-sama.
Kegiatan kedua yang dilaksanakan adalah budidaya sayuran dan buah, kegiatan ini berbasis keluarga yang mana di setiap keluarga akan mendapatkan 4 jenis sayuran dan 1 pohon alpukat. 4 jenis sayuran dikelompokan menjadi 2 bagian, 1 bagian terdiri dari 2 tanaman, untuk bagian pertama yaitu tanaman yang sudah biasa untuk tumbuh di gunungkidul secara umum dan sokoliman secara khusus yaitu tanaman terong ungu dan tomat buah dan bagian kedua adalah tanaman yang tidak biasa ditanam di gunung kidul yaitu tanaman bunga kol dan buncis.
Budidaya sayur bermanfaat untuk memperoleh keuntungan baik dari segi ekonomis maupun dari segi konsumsi sebagai makanan. Selain itu dapat memperoleh hasil yang maksimal dari kualitas hasil produksi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena dapat menjadi lapangan pekerjaan baru.
Kegiatan terakhir yakni penanaman tanaman obat keluarga. Indonesia merupakan Negara tropis megabiodiversity, yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpahtermasuk tumbuhan yang berkhasiat obat. Lingkungan sekitar kita sebenarnya telah melindungi kita dari berbagai macam penyakit dengan menyediakan tanaman berkhasiat obat. Kearifan budaya tradisional salah satunya budaya adat dayak yang kehidupannya tidak terlepas dari alam sekitarnya merupakan potensi yang sangat besar untuk tanaman obat keluarga (TOGA).
Tanaman obat keluarga (TOGA) pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam dihalaman rumah, kebun ataupun sebidang tanah atau ditanam didalam pot yang dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan obat – obatan. Tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan disekitar rumah dan kebun. Di era sekarang semakin banyak keluarga yang sadar betul apa manfaat dari tanaman obat itu sendiri.
Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan daunnya serta khasiatnya antara lain; Daun dewa untuk menyembuhkan muntah darah, Seledri untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi, belimbing wuluh untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi, kelor untuk menyembuhkan panas dalam dan demam, serta daun bayam duri untuk mengobati kekurangan darah.
di salin dari Website Ymcc
http://www.ymcc.hmtaupnyk.com/